Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Bahasa Indonesia » Contoh » 3 Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur Teksnya

3 Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur Teksnya

3 min read

Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur Teksnya – Pernahkah Anda membaca teks anekdot? Apa yang Anda ketahui mengenai anekdot? Anekdot merupakan sebuah cerita rekaan yang singkat dan memberikan kesan lucu terhadap pembaca. Selain memberikan kesan lucu, anekdot juga dapat membuat pembaca merenungkan terhadap suatu hal yang disampaikan pada anekdot tersebut.

Apakah Anda mengetahui tokoh yang sering melontarkan cerita-cerita lucu yang dapat membuat orang tertawa sekaligus merenungkan materi leluconnya? Dalam menyampaikan cerita anekdot, keterampilan berbahasa perlu digunakan. Orang-orang yang pandai merangkai kata biasanya cenderung bisa membuat orang tertawa sekaligus mempunyai kecerdasan berbahasa.

Apa yang dimaksud dengan teks Anekdot? Teks anekdot adalah sebuah teks cerita yang didalamnya mengandung kritikan dan sindiran, yang biasanya ditujukan kepada orang yang kedudukannya tinggi seperti pejabat, raja atau petinggi tertentu dengan menggunakan bahasa yang sehalus mungkin, sehingga pihak yang disindir tidak tersinggung.

Jika dihubungkan dengan banyaknya istilah yang cukup populer sekarang ini, teks anekdot memiliki arti seperti sebuah sarkasme dalam kehidupan nyata yang tentunya cara menyindirnya lebih halus dan tidak seperti hate speech (ujaran kebencian). Anekdot mirip seperti roasting yang tingkat kelucuannya lebih tinggi dari pada hanya sekedar hate (benci).

Selain itu teks anekdot mempunyai ciri umum mengandung humor atau joke serta memiliki kritikan dan sindiran yang halus dibalut dengan lelucon.

Struktur Teks Anekdot

Tidak semua cerita lucu bisa dikategorikan sebagai teks anekdot, hanya cerita lucu tertentu yang mempunyai struktur anekdot yang bisa dikategorikan sebagai teks anekdot. Lalu apa saya struktur yang membangun teks anekdot, berikut diantaranya:

  • Judul, adalah kepala tulisan berupa kalimat pendek.
  • Abstrak, adalah uraian ringkasan cerita tentang objek yang menyindir dan juga objek yang menarik.
  • Krisis, adalah bagian yang memuat tahapan peristiwa dan juga cerita mulai memuncak hingga sampai menuju ke penyelesaian.
  • Reaksi, adalah bagian berisi jawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada krisis. Ini merupakan inti kritik yang memuat unsur lucu/mengesankan.
  • Koda, adalah bagian yang berisi penutup yang merupakan penegasan terhadap hal yang menyindir.

Banyak sekali cerita lucu yang bisa dijadikan teks anekdot, namun cerita yang sempurna yang mengandung beberapa struktur teks anekdot diatas tidak selamanya ada. Nah, berikut ini 3 contoh teks anekdot beserta strukturnya.

Kekekalan Massa

Abstrak
Sejak dini hari, Nasrudin telah bangun dan membersihkan diri. Ia sudah merencanakan untuk pergi ke pasar dan membeli ikan yang cukup banyak. Nasrudin memberikan ikan yang telah dibelinya kepada istrinya di rumah.

Orientasi
Ketika isti Nasrudin melihat ikan yang cukup banyak tersebut, ia berpikir untuk mengundang teman-temannya makan malam di rumah. Istri Nasrudin pun menyuruh seseorang untuk memberi tahu teman-temannya tersebut.

Krisis
Malam pun tiba, Nasrudin pulang ke rumah. Ia berharap ikan yang dibelinya tadi pagi sudah dimasak oleh istrinya. Sesampainya di rumah, ia melihat ikan-ikan tersebut sudah habis dan yang tersisa hanya duri-durinya saja. “Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini?” tanya Nasrudin dengan nada tinggi. Istrinya menjawab, “Kucingmu yang menghabiskannya. Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu?”

Reaksi dan Koda
Nasrudin pun makan malam dengan lauk seadanya. Setelah makan, ia memanggil kucignya dan membawanya ke kedai terdekat. Nasrudin menimbang kucingnya tersebut. Kemudian, ia pulang ke rumah dan berkata cukup keras. “Tadi aku membeli ikan dua kilogram dan baru saja kutimbang, Kucingku juga dua kilogram beratnya. Kalu begitu mana ikannya?”

 

Menjemur Baju

Abstrak
Nasrudin sedang mengambara cukup jauh. Ketika ia sampai di sebuah kampung, ia sangat sulit menemukan air. Selama enam bulan, hujan tidak turun di kampung tersebut sehingga penduduk kekurangan air.

Orientasi
Tanaman-tanaman di daerah kampung tersebut mati. Penduduk hanya memiliki persediaan air yang sedikit. Setibanya Nasrudin, mereka meminta Nasrudin untuk mendatangkan hujan “Tolonglah kami, berdoalah meminta hujan,” pinta penduduk kampung.

Krisis
Nasrudin menolong mereka dengan syarat penduduk menyediakan satu ember air untuknya. Lalu, datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka miliki. Airpun terkumpul walaupun hanya setengah ember air. Nasrudin melepas pakaiannya yang kotor dan mulai mencuci bajunya.

Reaksi
Penduduk kampung terkejut. “Hei, itu air terakhir kami, untuk makan dan minum anak-anak kami.: Di tengah kegaduhan, dengan tenang Nasrudin mengangkat bajunya dan menjemurnya. Pada saat itu, terdengar gemuruh yang dasyat dari langit. Lalu, hujan pun turun dengan lebatnya. Penduduk lupa dengan marahnya dan mereka berteriak karena gembira atas kedatangan hujan.

Koda
“Bajuku hanya satu ini,” kata Nasrudin di tengah hujan dan terikan penduduk. ” Jika aku menjemurnya, pasti hujan turun dengan deras.

 

Memanah

Abstrak
Seorang kawan Nasrudin ingin sekali mempermalukan Nasrudin di depan umum. Karena Nasrudin cerdas dan cerdik, ia tidak mau mengambil resiko untuk beradu pikiran.

Orientasi
Kawan tersebut mengundang Nasrudin ke tempat latihan para prajurit kerajaan. Di sana, banyak prajurit yang sedang berlatih dan raja pun datang untuk melihat mereka.

Krisis
“Ayo Nasrudin, di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu dalam memanah. Panahlah papan sasaran disana, “kata kawannya tersebut sambil menunjuk apan yang berdiri cukup jauh itu. “Jika panahmu dapat mengenai sasaran, kamu akan mendapat hadiah dari raja. Namun jika gagal, kamu harus merangkak untulk berjalan ke rumahmu.” Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan menetapkan hati, ia membidik sasaran dan mulai memanah.

Reaksi
Panah melesat jauh dari sasaran. Segera, Nasrudin pun berteriak, “Demikianlah gaya tuan kora memanah!” Segera ia mengambil panah lagi dan membidik sasarannya kembali. Panahnya tersebut melesat dari sasaran. Untuk kedua kalinya, Nasrudin gagal. Lalu, Nasrudin pun berteriak, “Demikianlah, gaya tuan waki kota memanah!”.

Koda
Kebetulan kali ini, panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi. “Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah, untuk itu kita tunggu hadiah dari paduka raja!” Sambil menahan tawa, kawannya tersebut menyerahkan hadiah kepada Nasrudin.

Nah, itulah contoh teks anekdot beserta strukturnya, contoh tersebut bisa Anda gunakan untuk tugas Anda. Demikian artikel informasi yang dapat saya bagikan mengenai teks anekdot dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *