Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Bahasa Indonesia » Contoh » TEKS ANEKDOT: 5 Contoh Teks Anekdot

TEKS ANEKDOT: 5 Contoh Teks Anekdot

2 min read

Contoh Teks Anekdot Singkat Karya J. Maurus,- Anekdot adalah cerita singkat yang memiliki jalan cerita menarik karena lucu, menggelikan, jenaka, dan mengesankan. Biasanya berkisar pada orang-orang penting dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dalam materi bahasa indonesia khususnya jenjang SMA/SMK pasti akan diajarkan menganai materi ini,

5 Contoh Teks anekdot singkat karya J. Maurus

Berikut adalah 5 contoh anekdot singkat yang bisa di copy karya J. Maurus.

Contoh #1

Saat Kaisar Nicholas berkuasa, seorang prajurit Rusia yang miskin sedang duduk-duduk di baraknya dalam keadaan benar-benar putus asa. Ia punya banyak hutang dan ia tidak tahu dengan cara apa ia mesti membayar hutangnya. Ia membuat daftar hutang-hutangnya pada selembar kertas dan menulis di bawah daftar hutang itu. “Siapa yang akan membayarnya?”
Setelah ia tidur. Tidak lama kemudian, Kaisar Nicholas yang sedang melintasi jalan tersebut melihat prajurit yang sedang tertidur itu. Ia berhenti dan mendekatinya. Ia melihat daftar hutang-hutang prajurit itu lalu mengambil sebuah pensil dan menuliskan jawabannya, “Nicholas”.
Ketika terbangun, prajurit itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya: tanda tangan Kaisar! Ia mengira semua itu hanya mimpi. Namun pagi harinya, ia menerima uang yang ia butuhkan dari bendahara Kaisar.

(Sumber: Anekdot Orang-Orang Besar karya J. Maurus).

Contoh #2

Homer Livingston, Ketua Asosiasi Bankir Amerika, ketika sedang berpidato di hadapan bankir-bankir yang jumlahnya cukup banyak, tiba-tiba pengeras suaranya mati. Ia mengeraskan suaranya, bertanya kepada seorang yang berada di baris belakang apakah ia bisa mendengarnya.
“Tidak!” kata orang itu. Setelah itu seseorang yang berada di baris depan bangkit berdiri.
“Aku bisa mendengarnya!” Ia berteriak ke arah orang yang berada di belakangnya. “Aku akan bertukar tempat denganmu!”

(Sumber: Anekdot Orang-Orang Besar karya J. Maurus)

Contoh #3

Peristiwa ini berhubungan dengan Georges Clemenceau:
Suatu hari di sebuah pondok kecil di India, aku melihat sebuah patung kecil. Aku bertanya kepada pedagangnya, “Aku menginginkan patungmu. Berapa harganya?”
“Karena dirimu,” ia menjawab. “75 rupee.”
“Karena dirimu,” aku menjawab. “aku tawar 45 rupee.”
Ia mengangkat tangannya ke langit
“45 rupee? kau bercanda padaku! Apa yang terjadi bila ada orang yang mendengarnya?”
“45 rupee,” jawabku.
Lalu ia membuat isyarat menyenangkan tatapu menunjukkan kejengkelan. “Tidak mungkin! Sebaiknya kuberikan saja padamu!”
“Setuju!” Aku ambil patung kecil itu, memasukkanya ke dalam sakuku, dan berkata, “Kau orang yang sangat baik. Kuucapkan terima kasih padamu. Ini merupakan bukti bahwa pemberian ini hanya bisa datang dari seorang sahabat untuk sahabatnya. Makanya kau jangan salah menafsirkannya jika aku juga akan memberimu hadiah.”
“Tentu saja tidak!”
“Baiklah! Ini 45 rupee untuk kau gunakan dalam hal-hal yang baik.”
Ia mengambilnya dan kita sama-sama terpesona satu sama lain.

(Sumber: Anekdot Orang-Orang Besar karya J. Maurus)

Contoh #4

William Allen White, seorang bijak dari Emporia, AS, memberi hibah untuk kota asalnya berupa sebidang tanah seluas 50 hektare sebagai tempat untuk dijadikan sebuah taman. Ketika sedang memberikan sumbangan ia berkata. “Ini adalah getaran hati terakhir dari segenggam dollar yang sedang kubuang. Aku mencoba mengajarkan pada orang-orang bahwa ada tiga getaran hati dalam setiap dollar: Pertama saat kau mencarinya, kemudian saat kau memilikinya, dan getaran hati terbesar adalah saat kau membuangnya.”

(Sumber: Anekdot Orang-Orang Besar karya J. Maurus)


Contoh #5

Raja Alfonso dari Spanyol pernah melakukan perjalanan dengan menyamar. Suatu hari, ia menyewa sebuah kamar di hotel kecil. Ia mendaftar dengan menggunakan nama samaran. Pagi berikutnya, Sang Raja meminta pelayan kamar agar membawakan sebuah cerin untuk mencukur.
Saat memberikan cermin, pelayan itu berkata, “Anda bukan seorang pelancong biasa, bukan?” “Kenapa kau bertanya seperti itu?” Sang Raja ingin tahu. “Entahlah,” jawab si pelayan. “Tingkah laku Anda berbeda. Aku berani bertaruh bahwa Anda pasti salah satu anggota kerajaan di Madrid.” “Sejujurnya, memang iya,” jawab tuannya itu. “Apakah Anda bekerja untuk Sang Raja?” Ia memberanikan dirinya. “Benar,” Alfonso mengaku. “Apa yang anda kerjakan untuknya?” tanya pelayan kamar itu. “Oh, aku melakukan banyak hal.” Sang Raja mengatakannya sambil tersenyum. “Sekarang ini aku akan mencukurnya!”

(Sumber: Anekdot Orang-Orang Besar karya J. Maurus)
Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *